x

.

Pages

Thursday 21 November 2013

Kutukan Kata “Lancang”


Selasa, 19 November 2013

Hari itu, dikarenakan mam Yuni sedang ada urusan, beliau tidak memberikan les sore yang artinya sepulang sekolah nanti, XII IPA 2 hanya les matematika saja. Anak-anak XII IPA 2 sudah pasti senang bukan main karena bisa pulang lebih awal. Les matematika dimulai pukul 13.30 WIT. Sebenarnya les baru dimulai pukul 14.00 WIT, tapi karena sebagian besar dari kami sudah kembali dari perburuan makanan, jadinya dimulai jam segitu.

Kalau ada yang sering baca blog saya(kayaknya gak ada), kalian pasti akrab dengan sesosok ibu guru yang mengajar pelajaran matematika. Namanya sering saya tulis di beberapa postingan, Namanya bu Rina, nama lengkapnya kalau gak salah “Julfitrina Lalo”, Tapi berhubung saya sudah bosan harus menulis nama “bu Rina” lagi dalam postingan kali ini, kita ganti semua yang berbau bu Rina dengan “bu Julfitri”. Okeeeee... kita lanjut lagi ke ceritanya.

Saat ibu Julfitri selesai menulis sedikit dari banyak rumus matematika yang bikin kepala serasa mau pecah, ibu melirik ke arah tangan kirinya dan didapatilah tangannya berwarna hitam. Karena saya tidak terlalu memperhatikan ke papan saat ibu menulis rumus, jadi saya kurang tahu pasti kenapa tangan ibu bisa kotor dan berwarna hitam seperti itu. Entah karena bu Julfitri saat menulis rumus menggunakan tangan kanan, tangan kirinya nempel di papan tulis yang kotor, atau mungkin saat ibu menggunakan penghapus, ibu lalu tidak sengaja mengotori tangannya sendiri. Entahlah... saya tidak tahu. yang pasti saat ibu mengetahui bahwa tangan kirinya kotor, ibu segera keluar kelas dan mengambil tisu basah.

Disaat itulah saya yang sedikit mengantuk mulai mencari sesuatu untuk dikerjakan, saya mencari dan terus mencari hingga perhatian saya akhirnya tertuju pada seorang anak dengan wajah mirip Cody Simpson dan rambut mirip Justin Bieber, Dia adalah Wisnu. (Catatan : tuhhhh, Wisnu, sa su bikin ko bagus-bagus ni) Wisnu yang di les sore matematika saat itu duduknya di depan Michelle terlihat seperti orang yang lagi menulis dengan serius. Saya masih terus melihat kearah Wisnu, hingga suatu hal terjadi. Wisnu yang berbalik kebelakang, kearah Michelle, segera di hujam sebuah pertanyaan. Kata Michelle “Wisnu, ko bapa dokter mata kah?” (Catatan: usut demi usut, gosip tentang bapaknya Wisnu adalah seorang dokter mata berasal dari Mario, dan dengan lugunya Michelle mempercayai hal itu). Saya yang mendengar hal itu segera tertawa, tapi tawa saya sepertinya sangat keras hingga membuat beberapa orang jadi ikut tertawa. Disaat bersamaan, datanglah bu Julfitri yang juga mendengar tawa saya yang keras. Saat itu, ibu tersenyum sambil setengah tertawa.

Disaat suasana masih diliputi senyuman dan beberapa tawa, Justi segera berbicara dengan suara yang cukup pelan, dia bilang “Lancang” Saya Cuma bisa tertunduk sambil ikut tertawa juga. Setelah Justi, gantian Elis yang bilang “lancang”. nah, setelah Elis, berikutnya Paulina. Dia ingin mengulang kata-kata ibu Julfitri pada hari rabu, 13 November lalu yang berbuyi “su kelas tiga, bukannya berubah, malah...” belum sempat Paulina menyelesaikan kalimatnya, Wisnu segera mengeluarkan suara “sssssssssssssssssssssssssssssssssssssssttttttttttttttttttttttttttt”. Saya menjadi kaget karena dia membuat anak-anak XII IPA 2 yang tertawa menjadi tenang. Saya merasa tertolong, Wisnu baik sekali membuat anak-anak XII IPA 2 menjadi tenang. Akan tetapi Setelah semua tenang, barulah dia bilang “LANCANG!!!” dengan suara yang lebih besar dan penuh penekanan dibanding Justi, Elis, dan Paulina. (Wuanjjiiinnngggg dia) Mendengar hal itu, ibu yang sedang tersenyum segera menghilangkan senyumnya. Ibu merasa tersinggung dan menganggap Wisnu kurang ajar, juga tidak sopan karena mengulang kata-katanya. Selang beberapa detik, ibu bilang “ Wisnu, ko keluar”. Wisnu pun keluar dengan wajah lelah, letih, lesu, dan berbeban berat. Kami semua hanya bisa memandang maskot orang babingung itu keluar dari kelas kami. Tanpa rasa ragu, pelajaran pun segera dilanjutkan, tanpa Wisnu pastinya.

Setelah diusir keluar dari kelas, Wisnu yang sudah tidak tahu mau kemana lagi segera masuk kedalam WC putra. Saya tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang ini, bagaimana mungkin dia bisa menjadikan WC putra yang dikenal sangat wangi sebagai tempat pelampiasan rasa penyesalannya. Akhirnya setelah duduk di pojokan WC putra beberapa saat, Wisnu yang sudah capek segera mengganti tempat pelampiasan rasa penyesalannya. Tempat yang dipilih adalah parkiran. Tapi saat sedang duduk-duduk, ia melihat bu Femmy dan bu WIT yang sedang berjalan ingin pulang. Karena takut ketahuan dikeluarkan dari kelas, Wisnu memutuskan untuk bersembunyi dibawah tangga-tangga parkiran dan menutup dirinya dengan tripleks, serta tertolong oleh gelapnya bawah tangga parkiran. Setelah masalah bu Femmy dan bu Wit berlalu, saat itu juga muncullah beberapa anak SD yang entah darimana datangnya mereka lalu bermain-main dan lama kelamaan berjongkok, setelah itu memegang-megang penutup ban motor(baca:pentil) milik beberapa siswa dan berusaha untuk membukanya. Wisnu yang terpana menyaksikan ulah anak-anak SD yang sedikit diluar norma itu segera menampakkan diri kehadapan mereka. Anak-anak SD yang melihat Wisnu menjadi kaget dan segera berlari sebisa mereka sambil bereriak “SETAAANNNNNN!!!”

Kamis, 21 November 2013

Semenjak Wisnu dikeluarkan dari les sore oleh bu Julfitri, dia tidak lagi mengatai saya lancang. Bahkan gantian saya yang mengatai dia lancang. Sudah dua hari sejak kejadian dikeluarkannya Wisnu, saya terus mengatai dia lancang, terus, terus, terus, dan terus. tapi saya lupa bahwa karma itu ada. Dan biasanya karma itu lebih kejam.

Pagi tadi saya bangun jam 5, karena ingin main internet, saya membuka HP dan mengeluarkan kartu lalu segera main internet. HP saya yang tanpa kartu dibiarkan begitu saja di kasur. Setelah puas, saya segera bersiap-siap ke sekolah, dan dengan iman yang teguh, pergi ke sekolah. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik di hari ini.

Sesampainya saya di rumah, saya mencari HP yang tadi diletakkan di kasur. Setelah mencari sekitar 5 menit, saya tidak menemukannya. Akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk melanjutkannya mencari nanti saja setelah pulang dari rumah Alvin(mau belajar kelompok).

Setelah pulang dari rumah Alvin, saya meminta bantuan orang tua untuk mencari HP saya tetapi sama saja hasilnya, Tidak ketemu. Hmmmmmmmmppppppp, Setelah saya pernah kehilangan kartu AS dan akhirnya dapat menemukan kartu itu kembali, sekarang giliran HP saya yang hilang. seluruh pelosok kamar telah ditelusuri tapi tetap saja saya tidak menemukannya, Hanya tersisa kartu AS saja yang tadi dipakai untuk main internet. Tapi apa artinya kartu kalau tidak ada Hpnya. Kartu dan HP saya pernah menghadapi cobaan yang berat , dan yang pasti mereka berdua bisa mengatasi cobaan itu. Sekarang mereka sedang mendapat cobaan lagi. Semoga mereka dapat mengatasi cobaan itu hingga nanti dapat bersatu lagi. Saya berharap dapat menemukan HP saya lagi.

Saat ini, saya saya sama sekali tidak berminat untuk mengerjakan tugas yang sudah menumpuk. Kehilangan HP membuat s saya kehilangan mood untuk mengerjakan PR, saya mendingan tidur ... daah, see you...
2 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

2 komentar:

::NurMich:: said...

@axedo new posting...
i like it.. and i love it because wisnu never alpa in your posting...
hahaha....

Axedo said...

yah, thanks... :D

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan anda.
Tinggalkanlah komentar anda disini karena komentar anda sangat berguna bagi Blog ini.