Thursday, 26 September 2013
Yang keempat dan Kelima
Selasa, 24 September 2013
Nakal, tidak peka, masa bodoh, kurang ajar, rusak, stresss, hancur, dan tidak berkeperisiswaan adalah kata - kata yang pas untuk mencerminkan XII IPA 2. Ini serius!
Sebelum masuk ke dalam kelas, seperti biasanya saya mengangkat wireles yang dipake untuk apel pagi dan menaruhnya di depan ruang kepsek. Setelah menjalankan tugas itu, di TU Saya bertemu dengan sosok 2 lelaki. Tinggi dan putih, yang satunya gendut, dan yang satunya lagi suka bikin muka busuk. Itu adalah Mario dan Budi. Akhirnya saya ikuti mereka dan sempat mendengar percakapan mereka dengan kak Ros.
M(Mario) : kak Ros...
KR(Kak Ros) : ya?
M : tong bisa pinjam surat dinas kah...
KR : untuk apa?
M : untuk tugas bahasa indonesia
KR : butuh berapa ?
M : satu...
B(Budi) : dua...
Saya : *mendekat* tiga kak Ros...
Akhirnya kami bertiga mendapatkan surat dinas tapi dengan syarat harus mengembalikan surat ini pada istirahat pertama.
Sesampainya di kelas, kelas masih ramai tanda guru belum datang.
Selang beberapa menit setelah kami bertiga masuk kelas, bu Wit pun akhirnya muncul dengan membawa lengkap peralatan mengajarnya.
Entah kenapa, ibu terlihat seperti sedang marah. Akhirnya setelah beberapa detik diam dalam kesunyian, ibu membelah tuntas kesunyian pagi itu dengan bertanya " kemarin ibu ada suruh bawa surat dinas kan?"
Mario, Budi, dan saya sudah tersenyum penuh kemenangan karena membawa surat dinas, tapi eh taunya semuanya menjawab " Tidak!!! ".
Saya baru sadar, sebenarnya memang kami tidak disuruh membawa surat dinas, tapi dengan gobloknya saya malah ikut-ikutan Mario dan Budi meminjam surat dinas.
Ibu pun lanjut bertanya " Oh yah? Terus kalian sudah buat tugas ? "
Semuanya tertunduk dengan elegan tanda tidak membuat tugas.
Kalau yang ini memang benar kami disuruh membuat tugas, tapi entah kenapa kami begitu biadab hingga dengan kompaknya tidak membuat tugas.
Ibu bertanya sekali lagi dan tidak ada yang menjawab. Ibu tau kalau kami belum membuat tugas.
Beliau segera membereskan peralatan mengajarnya lalu pergi keluar kelas dengan kecewa dan kami semua masih terdiam. Disaat itu, rasa - rasanya, pengen saya makan tuh surat dinas yang saya pinjam dari kak Ros. Ini guru keempat yang keluar kelas! Suram dah! Suram! Suram! SURAM!!!
Tapi anehnya selang beberapa menit, suasana kelas masih sunyi... Kami semua menyesal tidak membuat tugas dari bu Wit.
Setelah ibu keluar, dengan dipimpin Alvin, kami membuat tugas yang belum kami buat.
Kami juga mengerjakan tugas membuat surat dinas. Untung saja saya gak jadi nelan surat dinas dari kak Ros, jadinya kan saya bisat nyontek tuh surat. Kami semua disaat itu mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Kami mengerjakan semua tugas itu untuk satu tujuan, untuk satu keinginan, untuk satu harapan, berharap ibu akan kembali mengajar atau setidaknya masuk kembali ke dalam kelas. Hingga pada pukul 09.45, jam bahasa indonesia sudah usai, ibu Wit belum juga kembali...
Rabu, 25 September 2013
Rabu, entah kenapa hari ini sering sekali terjadi kesuraman bagi XII IPA 2. Banyak sekali terjadi kebingungan, kegelisahan, dan juga kemunafikan.
Tiga guru pernah keluar dari kelas di hari rabu. eh sebenarnya cuma dua, tapi gimana yah jelasinnya... Gini gini.
Mmmmmmmm...
Rabu, 4 Semptember 2013
(English day pertama) : Ibu Femmy keluar kelas.
Rabu, 11 September 2013
(English day kedua) : Ibu Agustin keluar kelas.
Rabu, 25 September 2013
(English day keempat) : Ibu Femmy keluar kelas lagi.
Jadi bisa dibilang ada dua guru yang sukses menghasilkan tiga kali pengeluaran...
(Ya, sama... Saya juga gak ngerti)
Cukup basa basinya... Kita masuk ke inti.
Jadi begini... Ini yang kedua kalinya bu Femmy keluar kelas dan yang kedua ini jelas sangat berbeda dari yang pertama. Yang pertama ibu keluar kelas karena sebagian dari kami(XII IPA 2) tidak mencatat kimia. Nah yang kedua ibu keluar kelas karena hampir semua tidak mengerjakan tugas.
Di pagi itu ibu membagi hasil ulangan kimia pertama kami, banyak yang mendapat hasil buruk. Bisa dibilang ibu sangat kecewa. Apalagi saat ibu belum masuk kelas, suasana kelas sangat ramai. Seperti pelajaran kimia yang sudah-sudah, bu Femmy pasti ceramah dulu sebelum mulai mengajar. Kira-kira setengah jam menceramahi kami, akhirnya hal yang tidak diduga-duga pun terjadi. Ibu bertanya tentang Soal yang ada pada catatan kimia. Ibu bilang "baru soal yang di catatan itu kamorang su kerja?"
Seperti biasa, sebagian dari kami menundukan kepala. Bukan untuk mengheningkan cipta, tapi itu adalah tanda bahwa kami tidak mengerjakan tugas. Ibu terus menceramahi kami...
Ibu terlihat sangat kecewa dengan kami.
Ibu sangat sangat marah...
" Kamorang kalo mau tau, sa pu marah sama kamu ni su sampe di ubun - ubun".
Dan seperti biasa, kami semua munafik. Menundukan kepala dan memasang wajah sesedih mungkin. Bahkan kalau disaat itu ada sutradara di kelas kami, kami semua bisa main film.
Setelah ibu terus dan terus menceramahi kami dengan raut wajah yang kecewa dan bisa terlihat jelas bahwa ibu sangat sangat sedih. Ibu bertanya kepada beberapa murit, apa saja yang dilakukan saat beliau belum masuk kelas. Saya tidak begitu mendengar dengan jelas jaewaban dari murid-murid yang ibu tanyai. Tapi entah kenapa pada pagi itu bu Femmy juga melihat kearah saya. Bukan hanya melihat, ibu juga bertanya kepada saya
"Edo, tadi ko bikin apa saja?"
Wahhhh... dalam hati saya cuma bisa bilang "yo mati sudah" tapi sebagai seorang laki-laki yang jentelmen , yaudah, saya jawab "Cerita, ibu".
Saya tidak berani melihat wajah ibu disaat itu. Kemudian ibu bertanya lagi "cerita? Baru ko su buat latihan?"
Yah mau tidak mau saya harus jujur.
Saya pernah membaca sebuah artikel kalau wanita itu suka dengan pria jujur, dan saya berharap jika saya menjawab pertanyaan ibu dengan jujur, ada wanita yang suka sama saya dan saya tidak jomblo lagi. Saya bilang "belum, ibu".
Tapi setelah saya menjawab pertanyaan dari ibu dengan jujur dan penuh harapan tidak jomblo lagi, ibu lagi-lagi menceramahi kami, ibu marah, kecewa, dan perasaan ibu saat itu tidak bisa ditahan lagi. Ibu berbicara dengan suara berat. Seketika itu juga saya yang tadinya tunduk segera melihat kearah ibu, dan benar seperti yang saya pikirkan ; Ibu menangis.
Lalu ibu keluar kelas.
Dihari itu, masih ada satu jam pelajaran kimia yang tersisa, suasana kelas sangat-sangat sepi. Ibu begitu kecewa terhadap kami, ibu di hari itu sangat sedih, bahkan kesedihan ibu bisa kami rasakan. Sejak saya menjadi bagian XII IPA 2, saya seriusss, ini adalah satu jam pelajaran TERsunyi yang pernah saya rasakan saat tidak ada guru.
Hari rabu yang suram itu pun berakhir, tapi sampai sekarang saya masih tetap menjomblo.
Label:
Twelve science two
2 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
2 komentar:
-
-
wakakkakakakakkakakakakka..
1 word for u: SURAM!
WKAKAKKAKAKAKAA - 29 September 2013 at 02:05
- Axedo said...
-
hehehe...
iya betul, emang suram. - 29 September 2013 at 07:58
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan anda.
Tinggalkanlah komentar anda disini karena komentar anda sangat berguna bagi Blog ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)