x

.

Pages

Sunday, 27 April 2014

Bram Kena Karma


Minggu, 27 April 2014

Malam ini terasa bosan sekali. Tidak ada paket internet, juga tidak ada teman smsan. Kalaupun ada teman buat smsan, pulsanya yang gak ada. Daripada gak ada kerjaan dan ngabis – ngabisin tisu, mending saya nulis tentang sesuatu yang tiba – tiba saja muncul di otak saya ini. Kejadiannya sebelum UN.

Siang itu, Wisnu sudah berada di rumah saya. Niatnya sih mau belajar, tapi rasa malas yang menjelma dalam wujud mengantuk, terlalu kuat hingga berhasil membuat saya dan Wisnu berhenti dari belajar. Awalnya, sih, cuma saya yang mengantuk dan berhenti belajar, Wisnu masih terus belajar. Sayangnya, tak butuh waktu lama baginya untuk berhenti dari belajar. Belum ada semenit, dia sudah ikut baring – baring di sebelah saya. Akhirnya, siang itu, kami menghabiskan waktu dengan bercerita omong kosong sambil baring – baring.

Hari menjelang sore. Tanpa diduga – duga, Bram dan Rinal datang. Sekarang kami menjadi berempat. Tak lama kemudian, Bram mengeluarkan notebook, memasang modem, kemudian online. Saya dan Wisnu masih tetap hanyut dalam rasa kantuk yang mendalam. Sedangkan perhatian Rinal hanya tertuju pada Hpnya.

Tak lama kemudian, Rinal mengatakan bahwa Bram sekarang lagi dekat dengan perempuan cantik di Facebook. Entah kenapa rasa ngantuk saya saat itu, hilang. Saya yang penasaran dengan perkataan Rinal, melihat ke arah notebook Bram, berharap Bram akan memberikan penjelasan tentang perkataan Rinal barusan. Bram pun dengan sigap, segera membua situs Facebook, lalu menuju ke sebuah profil seseorang yang bernama “ Bintang Lestari “. Bram senyum – senyum dan dengan bangga segera memperlihatkan orang yang bernama Bintang Lestari itu kepada saya. “ Cantik to bro ? “ Bram bilang begitu.

ini dia gambar dari profil Bintang Lestari :

Saya cuma bisa ketawa. Yaampun, Bram... Bram, saya baru tahu kalau dia itu gampang sekali ditipu. Kwkwkwkwkwkwk... itu kan fotonya Nabilah Ratna Ayu Azalia, personil JKT 48.

Tapi, namanya juga sudah cinta, Bram tetap teguh pada pendiriannya. Dia tidak percaya dengan apa yang saya bilang, padahal jelas – jelas itu Nabilah JKT 48. Sebagai teman yang baik, saya menyarankan kepada Bram untuk googling tentang Nabilah JKT 48, biar semuanya jelas. Lagi – lagi karena alasan cinta, dia tetap teguh dan bilang, “ cari bro! Kalo ko dapat, sa kasih ko 5000 ” . Rinal dan Wisnu cuma bisa ketawa.

1 menit kemudian...

Bingo! “ada nih Bram, co ko lihat “ kata saya setelah mendapat apa yang saya cari. Bram akhirnya berkata, “ Tuhaaarrrrrr “ setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang saya tunjukkan kepadanya. Sekarang semuanya jelas. Rinal dan Wisnu lagi – lagi cuma bisa ketawa. Tapi kali ini, ketawanya lebih menjurus ke arah ejekan.

Tapi, saat saya bilang, “ Sudah to Bram ? mana 5000 ? “, Bram hanya membalas dengan sebuah senyuman simpul sarat makna. Dia sepertinya kecewa. Tidak lama berselang, dia bilang, “ libur saja! Cadangan masih banyak! ”. Hahahahahaha... anak ini memang alasan terlalu banyak e. Semenjak hari itu, Rinal, Wisnu, dan saya memanggil Bram dengan sebutan “ BL “, singkatan dari Bintang Lestari. Lalu, Bram memohan kepada kami bertiga untuk tidak menceritakan hal ini kepada orang lain.

Saat saya menulis ini, saya mengecek profil dari si Bintang Lestari, eh taunya, Bram sudah menghapus semua komentar mesranya di Facebook. Hahahaha... ini dia gambarnya :

Sekarang yang tersisa hanya komentar dari Andika Oratmangun dengan si Bintang Lestari.

Pas saya ngecek – ngecek lagi, eh malah ketemu yang seperti ini :

Dari orang – orang yang ngelike, kenapa bisa ada Stenly di situ? --" Laki – laki yang satu ini nih, kalo urusan perempuan, memang cepat .

Oke cukup, kembali ke blowjob !!!

Mungkin, ini adalah karma yang diperoleh Bram karena sering menipu orang. Saya pernah menjadi korban salah satu kelicikan orang ini. Saya pernah meminta nomor HP cewek pada Bram. Kemudian dia mengasih sebuah nomor HP dan mengatakan bahwa nomor ini milik perempuan di sekolah lain yang cantik, putih, pintar, alim, pokoknya andalan. Saya sangat senang. Lalu saya sms nomor itu, saya ajak kenalan...

Dan betapa biadabnya Bram... ternyata, yang dia kasih itu nomor HP anaknya bu Femmy yang satu sekolah dengan kami yang konon katanya sempat menjalin sebuah hubungan misterius dengan Bram sendiri. Setelah saya mengetahui bahwa itu Viola, anaknya bu Femmy, saya segera mengakhiri percakapan kami di sms. Bisa gawat kalau sampai ibu Femmy tahu saya ngajak kenalan anaknya. bisa - bisa, saya di masukkan ke dalam tabung reaksi yang penuh dengan H2SO4 yang sudah difertilisasi dengan larutan CaOH2. Sial! saya ditipu! Hari itu juga saya memutuskan untuk tidak akan pernah percaya lagi sama Bram dalam urusan cewek.

Selang beberapa hari, ada BBM masuk dari Rinal. Saya kaget setengah mati. Dia mengirim foto cewek cantik, putih, sexy yang belahan dadanya kelihatan. Kemudian Rinal mengatakan bahwa itu adalah temannya. Dia ingin memberikan nomor temannya itu kepada saya. Saya lihat lagi foto cewek itu. wuihhh, cantik gila! tapi, foto - foto seperti ini banyak sekali di internet. Pasti Rinal niat menipu saya, sama seperti Bram. Akhirnya, saya mengatakan tidak.

(pesan : terkadang, melihat foto - foto cewek sexy di internet juga dapat berguna)

Bram sudah kena karma, sekarang tinggal tunggu saja, kapan giliran Rinal...

Lalu, malam tiba. Bram, Rinal, dan Wisnu akhirnya pulang ke rumah masing – masing dengan damai.

Nah, sampai di sini saja yah... saya mau midnight, mau download film. Sampai jumpa di postingan selanjutnya... daah.

Sunday, 16 February 2014

Senin Kurang Ajar


Senin, 10 Februari 2014

Waktu hampir menunjukkan pukul 12.00 ketika ada seekor sapi (baca : Justi) maju ke depan kelas dan menirukan salah satu adegan di film suckseed. Dengan penuh gairah dan semangat yang menggebu-gebu, sapi ini mulai membentuk tangannya menyerupai orang yang sedang bermain gitar dan bernyanyi sambil berteriak : LOVE YOUUUUUU!!!! *Jeeenggg* MISS YOU!!! *Jeeenggg* NEED YOUUUUU!!! *jeeenggg* (catatan : namanya juga sapi, dia tidak tau kalau sebenarnya gitar itu bunyinya *jrrreeenggg*, bukan *jeeenggg*)

Si babingung (baca : Wisnu) sedang asik-asiknya ngobrol dengan si tukang sakit munafik (baca : Bram) dan si pembalap dari gua hantu (baca : Rinal) di jendela depan kelas. Chez dan kelompoknya lagi asik menggosip sambil bermain. Stenly, Budi, dan saya lagi asik main dam di belakang kelas. Anak-anak XII IPA 2 yang lain juga sedang sibuk dengan urusannya masing-masing yang membuat suasana kelas saat itu menjadi sangat ribut. Saking ributnya, kami tidak mendengarkan bahwa saat itu doa siang akan segera dimulai.

Tiba-tiba, muncullah sesosok makhluk berambut putih dengan perut buncit. Mahluk itu menampakkan diri di jendela samping kelas, dan dia ternyata adalah... Pak Yatno, guru agama kami. “kamu tidak tahu ini lagi doa kah? Ribut sajaaa...” ucap mahluk buncit itu dengan nada marah. Kelas secara ajaib berubah menjadi sepi.Namun, ada 4 orang bisa dilihat dengan jelas oleh si makhluk buncit. Mereka adalah Justi, Wisnu, Bram, dan Rinal.

Bram dan wisnu sedang duduk di jendela, Rinal di depan Wisnu, dan Justi berada di depan meja saya. Ketika mereka ber-4 mengetahui kemunculan makhluk buncit, Justi, Wisnu, dan Rinal segera memasang tampang munafik, Sedangkan bram segera menunduk dan bersembunyi di balik meja. sialnya, yang mereka hadapi adalah pak Yatno. Mungkin karena beliau guru agama yang suci, jadi beliau bisa mengetahui segala tipu daya muslihat manusia. Hingga pak Yatno sadar bahwa ada sosok makhluk yang penuh dosa sedang bersembunyi di balik meja. “itu yang sembunyi di bawah itu berdiri!!! Berdiri cepat!!! Berdiri berdiri!!!” lalu Bram yang sudah ketahuan akhirnya berdiri. Hal itu sontak membuat seisi kelas senyum-senyum dan menahan tertawa.

Pak Yatno sempat pergi dari jendela kelas kami. setelah doa siang, barulah ia muncul kembali. Kemunculannya betujuan memanggil keempat orang kurang ajar (Justi, Wisnu, Bram, dan Rinal). Anehnya, mereka ber-4 tidak dimarahi di kelas kami, melainkan dibawa ke depan kelas XII IPA 1 dan dimarahi disana. Hahahahaha, pak guru sepertinya ingin membuat mereka malu. Biadab memang si makhluk buncit yang satu ini. Akhirnya setelah dimarah, diceramahi, dimarah, diceramahi, dimarah lagi, kemudian diceramahi lagi, pak Yatno menyuruh mereka membersihkan toilet putra sebagai hukumannya.

Mau tidak mau, mereka harus mau. Si sapi, si babingung, si tukang sakit munafik, dan si pembalap dari gua hantu akhirnya membersihkan toilet putra. Hanya kilauan sang mentari serta aroma wangi khas toilet putra yang menemani setiap gerak dan langkah mereka pada siang itu.

Awalnya, saya mengira suasana kelas akan menjadi sepi selepas 4 orang kurang ajar dimarahi pak Yatno, Tapi anggapan itu salah! Kelas tetap saja ribut. Bukan kelas biadab XII IPA 2 namanya kalau tidak ribut saat jam kosong. Namun, ini bukan keributan biasa.
Ini adalah keributan bersama. Keributan yang dipimpin oleh Alvin dan Stenly dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
( eh sori sori salah ketik, bisnya pacar sms-sms terus...)

Mulanya, Alvin memberi siraman rohani dan motivasi-motivasi kepada kami (anak-anak XII IPA 2), kemudian saya tidak tahu kenapa, arah pembicaraan kami mulai berubah. Entah siapa yang memulainya terlebih dahulu, siang itu pembicaraan kami malah didominasi oleh sebuah nama : PAK YUNUS.

Jika saat itu pak Yunus mendengar apa yang kami bicarakan, mungkin ia akan melompat dari ruang guru ke kolam ikan depan ruang guru sambil menangis. Ia akan menangis, kenapa anak-anak didiknya begitu kurang ajar menggosip dirinya dan menertawai dirinya. segala aib : Kejelekkan,kebiadaban dan kebabingungan tentang pak Yunus sudah terungkap dan dibahas habis-habisan oleh kami semua.

Kami semua tertawa lepas, Kami semua menikmati siang itu. Justi, Wisnu, Bram, dan Rinal yang sudah kembali dari toilet putra pun ikut larut dalam tawa, kebersamaan, dan kegembiraan yang kami ciptakan bersama dibawah penderitaan guru terbaik di Agustinus, pak Yunus.

Friday, 24 January 2014

Berenang dan Harga Diri


Hai... rasanya sudah lama yah sejak postingan terakhir. Untuk yang baca, apa kabar? Oh baik? baguslah (meskipun tidak ada yang mau baca blog ini, salam itu perlu).

Lanjut ah, aaaaaaaaaaaaaaaaa... tadi itu benar-benar memalukan, harga diri sebagai kakak kelas hilang sudah ditelan tawa adik-adik kelas kurang ajar.

Kamis, 23 Januari, puku 4 lewat-lewat sedikit, saya mendapat sms dari Elis : “ kt berenang we..ibu su dtg “

Dengan segera, saya menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dan langsung menuju sahid untuk mengambil nilai renang. Sesampainya disana, saya bisa melihat Elis dan Olin dengan jelas karena mereka berdiri di pintu masuk kolam. Ketika saya melihat ke kiri, alamak, banyak sekali adik-adik kelas. Ternyata mereka adalah anak-anak kelas 2 IPS 1,2,dan 3.

Entah kenapa tiba-tiba saja saya merasa sangat gugup dan takut. Kolam didominasi oleh adik-adik kelas, sedangkan yang kelas 3 Cuma saya Elis, dan Olin (yang mau ambil nilai cuma saya dan Elis). Untung saja ibu ngambil nilai anak-anak kelas 2 duluan. Kaki dan tangan saya lama-kelamaan menjadi dingin (mungkin faktor gugup). Lalu terpikirkan betapa menyesalnya saya yang ketiduran ketika kelas kami ngambil nilai renang saat tahun lalu. Kenapa saat itu saya bisa ketiduran ????? aaaaaaaaaaaaaaa... sial! Jadinya sekarang saya harus ngambil nilai renang bersama adik-adik kelas, ditambah lagi jumlah mereka yang sangat banyak.

Bunyi percikan air kolam dan angin yang saling beradu pada sore itu tidak mengubah rasa gugup dan takut saya sedikit pun. Untungnya masih ada adik-kelas cantik yang lagi berenang. Sebenarnya sih dia berenang-renang tidak jelas. Dia menyelam, kemudian memunculkan kepala sambil tangannya membetulkan posisi rambutnya dan mukanya dibuat sesexy mungkin (kayak di film-film kah ini). Saya perhatikan, kira-kira sudah 4x dia melakukan itu. Melihat adik kelas itu, rasa gugup saya sedikit berkurang. Lagi asyik-asyiknya mencuri pandang ke adik kelas, eh ada seorang bapak-bapak dengan tubuh kekar dan tinggi (sepertinya tentara) lewat dan mengganggu pemandangan. Ternyata orang yang seperti tentara itu tidak sendiri. Ia datang bersama istri, dan kedua anaknya. Anak yang pertama (berjalan tepat di belakangnya) adalah laki-laki, masih kecil, sepertinya masih SD. Yang kedua, bersama istri dari si bapak ini adalah anaknya yang satu lagi ; Perempuan dengan senyum yang sangat manis. Rasa gugup pun lag-lagi berkurang sedikit.

(Untuk seorang adik kelas dan perempuan manis yang saya tidak tahu namanya, makasih yah...)

Sejam berlalu. Setelah Elis dan Olin selesai bergifo ria, munculah sesosok mahluk yang sudah tak asing lagi di mata, hati, pikiran, dan sanubari. Dia adalah Evan. Si Evan ini juga pada tahun lalu tidak datang dalam pengambilan nilai renang. Jadi kami senasib. Sebenarnya ada juga yang senasib dengan saya dan Evan, Yaitu Ikiz. Pada saat itu, Ikiz berhalangan hadir karena sedang ada urusan dengan pak pendeta (ceileehhh). Hingga saat kami harus ngambil nilai, tidak ada anak kelas 3 lagi yang datang. Jadi sudah fix ; Evan, saya, dan Elis yang akan ngambil nilai renang sore ini.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan AX35, diperoleh data sebagai berikut :

EVAN

Kapasitas paru-paru : A

Daya Otot : B

Kemampuan : Dapat berenang dengan semua gaya

EDO

Kapasitas paru-paru : C-

Daya Otot : B

Kemampuan : Tidak dapat berenang dengan semua gaya

ELIS

Kapasitas paru-paru : C

Daya Otot : B-

Kemampuan : 36A

Sesuai hasil pengamatan, saat pengambilan nilai, Evan melaju kencang dengan gaya dada dan gaya bebas. Udah gitu, Evan memilih berenang dengan lintasan memanjang. Saya dan Elis memilih jalur melebar yang jaraknya pendek. Gila! Melihat Evan, saya jadi gugup. Bagaimana tidak, saya tidak bisa berenang. Apalagi banyak adik-adik kelas yang melihat kami.

Orang kedua adalah Elis, karena tidak bisa berenang gaya apapun, Elis menciptakan gaya berenangnya sendiri. Kita sebut saja gaya “kaki dewa”. Itu kolam renang seperti punya dia sendiri, dia berenang sambil mengibas-ngibaskan kaki dan dari kakinya dihasilkan gelombang air yang sangat dahsyat ( Air tampias kemana-mana). Siapapun yang ada di belakangnya saat itu pasti akan menutup mata.

Saya Cuma bisa pasrah, apapun yang akan terjadi, terjadilah. Akibat dari berenang kaki dewa dari Elis, semua yang berada di kolam jadi melihat ke arah saya dan Elis. Yang parahnya, setelah Elis adalah gilirannya saya... aaaaaaaaaaaaaaaaaaa... Sudah pasti saat giliran saya yang akan ngambil nilai renang, semua mata sudah tertuju ke arah kami. Eliiiiissssss taantaaaaa!!! Akhirnya saya mulai berenang. Saya pun meluncur dan mencoba berenang gaya dada. Saya terus berusaha, kaki sudah saya buka-tutup, tangan sudah saya gerak-gerakkan tapi ada sesuatu yang aneh. Saya Cuma diam di tempat, tidak bergerak kemana-mana (belum ada ¼ perjalanan) dan pada akhirnya kaki saya turun menginjak lantai kolam dan saya berdiri lalu melanjutkan dengan jalan hingga sampai ke sisi kolam yang lain. Saya melihat ke arah ibu guru dan beliau sedang tertawa melihat saya. Bukan hanya ibu guru, adik-adik kelas perempuan yang berada di dekat ibu juga tertawa. Aaaaaaahhhhh... sial, hilang sudah harga diri saya sebagai seorang kakak kelas.

Cobaan belum selesai sampai disitu. Saya harus berenang kembali ke sisi awal dengan gaya bebas. Saya sudah berusaha sekuat tenaga. Saya juga sudah mengerahkan apapun yang saya bisa. Mau bagaimana lagi, saya memang tidak bisa berenang dan akhirnya baru ½ lintasan, saya sudah KO. Saya kembali berdiri dan berjalan menahan rasa malu. Meskipun mata saya min dan saya tidak sedang memakai kaca mata pada saat itu, saya bisa melihat dengan jelas wajah ibu guru dan adik-adik kelas yang begitu bahagia, menertawai saya.

Saya benar-benar malu pada saat itu. Suasana hati pada saat itu menjadi kacau. Saya sudah kapok! Saya tidak mau lagi ketiduran sembarangan. Akhirnya setelah menunggu beberapa saat di kolam, saya dan Evan memutuskan untuk pulang bersama. Saat mau pulang, saya tidak sengaja melihat perempuan manis yang saya tak tau namanya itu lagi. Saya melihatnya lumayan lama. Lalu pada akhirnya saya dan Evan pulang. Entah kenapa rasa kacau yang tadi ada, sekarang sudah hilang. Diganti oleh senyuman.

Monday, 9 December 2013

Ulangan vs Tekanan


Satu minggu dua hari ini adalah ulangan semester yang penuh dengan tekanan. Seperti lagunya Chakra Khan ; HARUS TERPISAH. Yah, saya HARUS TERPISAH jauh( Beda ruangan) dengan anak-anak XII IPA 2 yang lain. Saya berada di kelas XI IPS 1. Emang sih ada anak-anak XII IPA 1, ada Golda, ada Syela, ada Isti, ada Vero, ada Jerry, dan ada Delfi. Tapi gimana yah... rasanya beda kalau ulangan tidak dengan teman sekelas. Ditambah lagi karena bukan teman sekelas, rasanya canggung kalau mau minta bantuan mereka. Di hari pertama ulangan tadi, rasanya begitu sepi(Bahkan disaat adik-adik kelas saling menyontek),pokoknya sangat sangat membosankan.

Ini entah yang ngatur posisi tempat duduk dendam sama saya atau bagaimana, saya juga tidak tahu. Tapi Puji Tuhan(eaaa), Ulangan hari pertama sudah selesai, dan cukup sukses membuat saya stres. Sudah ulangannya susah, tidak ada contekkan, tidak ada teman cerita, dan tidak tahu mau minta jawaban sama siapa.

Ulangan kali ini rasanya kurang lengkap. Ini bukan lagi ulangan, lebih pantas dibilang siksaan. Ulangan itu adalah saat dimana para murid belajar cara bekerjasama dan tolong menolong dengan sesamanya yang membutuhkan, sambil dengan penuh harap memohon didatangkannya pengawas yang pengertian. Nah, sedangkan ulangan kali ini? Saya tidak bisa belajar cara bekerjasama dan saling tolong menolong dengan sesama yang membutuhkan. ditambah lagi, mau pengawasnya pengertian atau tidak; SAMA SAJA, Tidak ada pengaruhnya.

Pernah dengar pepatah tentang lidi? Jika hanya ada 1 lidi, maka akan sangat mudah dipatahkan. Tapi kalau banyak, maka akan semakin sulit dipatahkan.

Coba kita terapkan dalam proses ulangan semester kali ini.

Lidi kita ibaratkan sebagai murid.

Dan yang berusaha untuk mematahkan lidi, kita ibaratkan sebagai soal-soal ulangan.

Nah, soal sesulit apapun yang diberikan dalam ulangan, jika murid-murid mampu bekerjasama, bersatu, berdaulat, adil dan makmur maka akan sangat sulit dipatahkan oleh soal-soal ulangan dan kemungkinan besar, murid-murid yang sudah bersatu akan mendapat nilai yang baik.

Sayangnya hal ini tidak berlaku untuk saya, saya hanya sendiri di kelas, saya diasingkan, dibuang, ditelantarkan, jauh dari teman-teman XII IPA 2 yang lain. Dan sudah pasti saya akan sangat mudah dipatahkan oleh soal-soal ulangan.

Saya bisa-bisa gila dengan ulangan semester kali ini yang penuh dengan tekanan, untung saja masih ada yang cantik di dalam kelas. Jadinya kalo stres, bisa curi-curi pandang, dan stres pun hilang.

Ulangan masih ada 7 hari lagi, pokoknya harus tetap semangat. Saya harus belajar dengan giat. Semangat! Semangat! Semangat! Meskipun sendiri seperti sebuah lidi, saya tidak ingin membuat soal-soal ulangan dengan mudahnya mematahkan saya. Saya akan menjadi lidi yang terbuat dari besi. Lha emang ada? Bodo amat, yang penting kuat dan tidak mudah patah.

Saya harus bisa... yeeeeaaahh... harusss!!! Merdekaaa!

Besok adalah hari kedua ulangan. Ulangan Bahasa Indonesia dan Sejarah. Saya sudah belajar sejarah dari fotokopian Rp.6000 yang saya beli tadi dari Chigo( makasih ya Chigo :D ) Semoga saya dan teman-teman yang lain bisa sukses ulangan sejarah, Amin.

Tapi... pas giliran mau belajar Bahasa Indonesia, buku cetak dan LKS hilang, tidak tahu sekarang ada dimana, buku tugas dan buku catatan juga senasib. Kenapa harus disaat seperti ini buku-buku Bahasa Indonesia saya dengan kompaknya menghilang... Sapa yang ambil sa buku-buku ni kah? Adooooooohhhhhhhhhhh...

Thursday, 28 November 2013

Yang keTujuh


Selasa, 26 November 2013

Puji syukur kami naikkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa karena proses belajar mengajar bisa berlangsung dan pada akhirnya bisa selesai dengan baik. Mmmmmm, kalau dipikir-pikir memang wajar kalau proses belajar mengajar hari ini dibilang berjalan baik( tanpa ada kesuraman ). Kenapa bisa begitu? Ya karena memang tidak ada yang mengajar. Hehehe... Gak ngerti? Gini nih...

Jam pelajaran pertama, kedua, ketiga dikuasai oleh ibu Wit dengan “Bahasa Indonesia”. di dua jam pertama, kami ULANGAN. Ini bisa dibilang ulangan yang ngebuat sebagian besar dari kami merasa diPHPin. Kami belajarnya yang lain, eh keluarnya yang lain. Sudah pasti ulangan di dua jam pertama itu dilalui dengan mengarang bebas bagi kami yang salah belajar dan bagi kami yang tidak belajar sama sekali. setelah ulangan selesai, masih tersisa 1 jam pelajaran dan ibu melanjutkan dengan mengajar. Ini maksudnya apa coba? Udah ngasih ulangan yang ngePHPin, selesai ulangan malah lanjut materi. Apapun tujuannya, ini sama sekali tidak baik. Murid dipaksa mengerjakan soal yang bikin stres dan sudah pasti membutuhkan istirahat. Apakah mereka tahu bahwa memberi pelajaran setelah ulangan itu sangat tidak efektif? Iyaaa... tidak guna, sebagian besar murid tidak akan memperhatikan kalau materi pembelajarannya diberikan setelah ulangan. Sampai sekarang, saya bahkan tidak ingat apa yang diajarkan oleh ibu saat itu. Jadiiii yaaaaa kita anggap saja tidak ada proses belajar mengajar di jam Bahasa Indonesia.

Jam pelajaran berikutnya adalah Fisika. Di jam fisika, kami harus menghadapi ULANGAN. Sudah pasti tidak ada proses belajar mengajar yang berlangsung, yang ada hanya proses peras memeras otak lagi.

Dan ketika masuk pada jam pelajaran terakhir( Akuntansi ), Ibu Elda hanya memberi catatan. Sebenarnya kami( XII IPA 2 ) tidak begitu senang kalau disuruh mencatat, tapi yaaah apa boleh buat ; kami lebih senang lagi kalau guru tidak mengajar. Saya sebenarnya masih bingung dengan jalan pikiran ibu guru yang satu ini, beliau pernah curhat saat kelas 2 dulu, kurang lebih ibu bilang begini : “Kalian tahu, ibu dulu itu tidak suka pelajaran akuntansi, abis gurunya ibu itu setiap hari Cuma kasih catataaaaaannnnn terus, catataaaaaannnn terus. Lama-lama jadi bosan” Nah, tuhkan? Terus kenapa sekarang beliau malah ngasih catatan terusssss, catatan terussssss??? Jadi ceritanya, ibu ingin membuat kami membenci akuntansi? Okelah kalau begitu maunya ibu...

Setelah ibu memberitahukan yang harus kami catat kepada Fridolin, ibu segera pergi. (Catatan : Ibu memberi tahu kepada kami, jika ibu kembali, kami semua sudah harus selesai mencatat apa yang Fridolin catat di papan) Setelah ibu sudah dipastikan pergi jauh dan tak terlihat lagi, mucullah sifat biadab dari beberapa murid. Mereka membuka daftar nilai milik ibu Elda sambil berebutan( untung tidak sobek ). Karena nanti akan menimbulkan keributan jika kami berebut ingin melihat nilai akuntansi kami, maka Paulina mengambil keputusan yang entah harus dinamakan bijak atau biadab. Ia memutuskan untuk membacakan nilai akuntansi kami di depan kelas. Saya dan Budi hanya bisa berdiri di pintu kelas untuk memantau gerak –gerik ibu Elda. Sampai Paulina selesai membacakan semua nilai, ibu belum juga datang.

Oiya, di jam akuntansi ini, entah kenapa ketua kelas kami( Alvin ) agak kurang waras. Dia yang biasanya menjaga ketenangan dan ketertiban kelas, eh malah menjadi orang terdepan dalam membuat keributan. Bahkan ia malah menyuruh Fridolin untuk berhenti mencatat sebentar. Barulah ketika ibu datang, dengan wajah polos, Fridolin melanjutkan mencatat di papan. Ada apa dengan Alvin yah? Entah dia salah minum obat atau belum dapat jat*ah, kelakuannya di hari ini sangat keren. Semoga, besok-besok akan ada lagi Alvin yang seperti ini.

Jadi gimana? Udah ngerti kan? Udah? bagusssss...

Eh? Apa? Tidak ngerti? Ya sama, saya juga tidak mengerti apa yang saya tulis barusan.

Kita lanjut lagi saja yah...

Okeee... setelah jam akuntansi berakhir, kami pun melaksanakan ritual seperti biasa( berburu makanan ) Di hari ini ada dua les sore, yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Les matematika berjalan lancar dibawah komando ibu Julfitri. Lalu Tibalah kami pada les sore Bahasa Inggris dibawah komando mem Yuni.

Entah kenapa, setiap saya melihat mem Yuni, seperti ada aura-aura negatif yang muncul dari ibu guru yang satu ini. Saya seriusss. Perasaan gelisah selalu muncul ketika mem masuk ke dalam kelas untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Jujur saja, saya tidak begitu suka dengan pelajaran Bahasa Inggris yang beliau ajarkan. Saat mem Yuni mengajar, dia selalu buru-buru, ingin cepat selesai dan beranggapan kami semua sudah mampu. Dia merasa, kami anak-anak IPA, jadi pasti tahu banyak dan cepat mengerti tentang Bahasa Inggris. Tapi cobalah mem... tidak semua anak IPA itu sama. Kalau mem terus mengajar dengan caranya yang aneh seperti ini, pasti banyak yang tidak mengerti. Kalau banyak yang tidak mengerti, pasti semakin banyak juga yang akan membenci pelajaran Bahasa Inggris, termasuk pengajarnya.

Di hari ini, saat selesai les Matematika, saya merasa sangat capek. jujur saja, saya mau tidur dan tidak ingin mem masuk kelas. Tapi kenyataan berkata lain, ternyata mem segera masuk ke kelas kami setelah memberikan les di kelas lain.

Sebelum membahas soal-soal Bahasa Inggris yang ada pada lembar fotokopian, mem bertanya kepada kami untuk memastikan bahwa kami semua membawa kertas fotokopian itu. Mem pun akhirnya bertanya “ada bawa kertas fotokopian to? siapa yang tidak bawa kertas fotokopian?” betapa terkejutnya mem ketika mengetahui kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya. Setengah dari kami mengangkat tangan; tanda tidak membawa kertas fotokopian soal Bahasa Inggris. Karena mem kecewa, akhirnya mem bilang “yosudah kalo gitu yang ada saja sudah yang tinggal, yang tra bawa trausah”. Lalu mem bilang “coba, sekali lagi... yang tidak bawa, angkat tangan!!! Tinggi!!!”. Tapi betapa terkejutnya mem bahwa yang mengangkat tangan menjadi berkurang dan bahkan tidak sampai 10 orang. Bwuahahahahahaha... emang dasar munafik nih anak-anak XII IPA 2.

Akan tetapi, karena mem tidak ingin ambil pusing, beliau mengatakan kepada kami yang membawa kertas fotokopian soal Bahasa Inggris untuk mengerjakan soal hingga halaman yang telah ditentukan. Tapi kembali mem merasa kecewa setelah mengetahui bahwa kertas fotokopian soal Bahasa Inggris kami belum lengkap. Hahahahahaha... Kami sekelas sudah berusaha untuk mencari alasan dengan menyalahkan Catherine yang saat itu tidak masuk karena sakit sebab dia yang mengatur kertas fotokopian Bahasa inggris. Usaha kami sia-sia, kemarahan mem yang meledak-ledak sudah tidak bisa dibendung lagi dan akhirnya... “ MEM KELUAR KELAS “

Horrrreeeeeeeeeeeeeeeee...

Thursday, 21 November 2013

Kutukan Kata “Lancang”


Selasa, 19 November 2013

Hari itu, dikarenakan mam Yuni sedang ada urusan, beliau tidak memberikan les sore yang artinya sepulang sekolah nanti, XII IPA 2 hanya les matematika saja. Anak-anak XII IPA 2 sudah pasti senang bukan main karena bisa pulang lebih awal. Les matematika dimulai pukul 13.30 WIT. Sebenarnya les baru dimulai pukul 14.00 WIT, tapi karena sebagian besar dari kami sudah kembali dari perburuan makanan, jadinya dimulai jam segitu.

Kalau ada yang sering baca blog saya(kayaknya gak ada), kalian pasti akrab dengan sesosok ibu guru yang mengajar pelajaran matematika. Namanya sering saya tulis di beberapa postingan, Namanya bu Rina, nama lengkapnya kalau gak salah “Julfitrina Lalo”, Tapi berhubung saya sudah bosan harus menulis nama “bu Rina” lagi dalam postingan kali ini, kita ganti semua yang berbau bu Rina dengan “bu Julfitri”. Okeeeee... kita lanjut lagi ke ceritanya.

Saat ibu Julfitri selesai menulis sedikit dari banyak rumus matematika yang bikin kepala serasa mau pecah, ibu melirik ke arah tangan kirinya dan didapatilah tangannya berwarna hitam. Karena saya tidak terlalu memperhatikan ke papan saat ibu menulis rumus, jadi saya kurang tahu pasti kenapa tangan ibu bisa kotor dan berwarna hitam seperti itu. Entah karena bu Julfitri saat menulis rumus menggunakan tangan kanan, tangan kirinya nempel di papan tulis yang kotor, atau mungkin saat ibu menggunakan penghapus, ibu lalu tidak sengaja mengotori tangannya sendiri. Entahlah... saya tidak tahu. yang pasti saat ibu mengetahui bahwa tangan kirinya kotor, ibu segera keluar kelas dan mengambil tisu basah.

Disaat itulah saya yang sedikit mengantuk mulai mencari sesuatu untuk dikerjakan, saya mencari dan terus mencari hingga perhatian saya akhirnya tertuju pada seorang anak dengan wajah mirip Cody Simpson dan rambut mirip Justin Bieber, Dia adalah Wisnu. (Catatan : tuhhhh, Wisnu, sa su bikin ko bagus-bagus ni) Wisnu yang di les sore matematika saat itu duduknya di depan Michelle terlihat seperti orang yang lagi menulis dengan serius. Saya masih terus melihat kearah Wisnu, hingga suatu hal terjadi. Wisnu yang berbalik kebelakang, kearah Michelle, segera di hujam sebuah pertanyaan. Kata Michelle “Wisnu, ko bapa dokter mata kah?” (Catatan: usut demi usut, gosip tentang bapaknya Wisnu adalah seorang dokter mata berasal dari Mario, dan dengan lugunya Michelle mempercayai hal itu). Saya yang mendengar hal itu segera tertawa, tapi tawa saya sepertinya sangat keras hingga membuat beberapa orang jadi ikut tertawa. Disaat bersamaan, datanglah bu Julfitri yang juga mendengar tawa saya yang keras. Saat itu, ibu tersenyum sambil setengah tertawa.

Disaat suasana masih diliputi senyuman dan beberapa tawa, Justi segera berbicara dengan suara yang cukup pelan, dia bilang “Lancang” Saya Cuma bisa tertunduk sambil ikut tertawa juga. Setelah Justi, gantian Elis yang bilang “lancang”. nah, setelah Elis, berikutnya Paulina. Dia ingin mengulang kata-kata ibu Julfitri pada hari rabu, 13 November lalu yang berbuyi “su kelas tiga, bukannya berubah, malah...” belum sempat Paulina menyelesaikan kalimatnya, Wisnu segera mengeluarkan suara “sssssssssssssssssssssssssssssssssssssssttttttttttttttttttttttttttt”. Saya menjadi kaget karena dia membuat anak-anak XII IPA 2 yang tertawa menjadi tenang. Saya merasa tertolong, Wisnu baik sekali membuat anak-anak XII IPA 2 menjadi tenang. Akan tetapi Setelah semua tenang, barulah dia bilang “LANCANG!!!” dengan suara yang lebih besar dan penuh penekanan dibanding Justi, Elis, dan Paulina. (Wuanjjiiinnngggg dia) Mendengar hal itu, ibu yang sedang tersenyum segera menghilangkan senyumnya. Ibu merasa tersinggung dan menganggap Wisnu kurang ajar, juga tidak sopan karena mengulang kata-katanya. Selang beberapa detik, ibu bilang “ Wisnu, ko keluar”. Wisnu pun keluar dengan wajah lelah, letih, lesu, dan berbeban berat. Kami semua hanya bisa memandang maskot orang babingung itu keluar dari kelas kami. Tanpa rasa ragu, pelajaran pun segera dilanjutkan, tanpa Wisnu pastinya.

Setelah diusir keluar dari kelas, Wisnu yang sudah tidak tahu mau kemana lagi segera masuk kedalam WC putra. Saya tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang ini, bagaimana mungkin dia bisa menjadikan WC putra yang dikenal sangat wangi sebagai tempat pelampiasan rasa penyesalannya. Akhirnya setelah duduk di pojokan WC putra beberapa saat, Wisnu yang sudah capek segera mengganti tempat pelampiasan rasa penyesalannya. Tempat yang dipilih adalah parkiran. Tapi saat sedang duduk-duduk, ia melihat bu Femmy dan bu WIT yang sedang berjalan ingin pulang. Karena takut ketahuan dikeluarkan dari kelas, Wisnu memutuskan untuk bersembunyi dibawah tangga-tangga parkiran dan menutup dirinya dengan tripleks, serta tertolong oleh gelapnya bawah tangga parkiran. Setelah masalah bu Femmy dan bu Wit berlalu, saat itu juga muncullah beberapa anak SD yang entah darimana datangnya mereka lalu bermain-main dan lama kelamaan berjongkok, setelah itu memegang-megang penutup ban motor(baca:pentil) milik beberapa siswa dan berusaha untuk membukanya. Wisnu yang terpana menyaksikan ulah anak-anak SD yang sedikit diluar norma itu segera menampakkan diri kehadapan mereka. Anak-anak SD yang melihat Wisnu menjadi kaget dan segera berlari sebisa mereka sambil bereriak “SETAAANNNNNN!!!”

Kamis, 21 November 2013

Semenjak Wisnu dikeluarkan dari les sore oleh bu Julfitri, dia tidak lagi mengatai saya lancang. Bahkan gantian saya yang mengatai dia lancang. Sudah dua hari sejak kejadian dikeluarkannya Wisnu, saya terus mengatai dia lancang, terus, terus, terus, dan terus. tapi saya lupa bahwa karma itu ada. Dan biasanya karma itu lebih kejam.

Pagi tadi saya bangun jam 5, karena ingin main internet, saya membuka HP dan mengeluarkan kartu lalu segera main internet. HP saya yang tanpa kartu dibiarkan begitu saja di kasur. Setelah puas, saya segera bersiap-siap ke sekolah, dan dengan iman yang teguh, pergi ke sekolah. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik di hari ini.

Sesampainya saya di rumah, saya mencari HP yang tadi diletakkan di kasur. Setelah mencari sekitar 5 menit, saya tidak menemukannya. Akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk melanjutkannya mencari nanti saja setelah pulang dari rumah Alvin(mau belajar kelompok).

Setelah pulang dari rumah Alvin, saya meminta bantuan orang tua untuk mencari HP saya tetapi sama saja hasilnya, Tidak ketemu. Hmmmmmmmmppppppp, Setelah saya pernah kehilangan kartu AS dan akhirnya dapat menemukan kartu itu kembali, sekarang giliran HP saya yang hilang. seluruh pelosok kamar telah ditelusuri tapi tetap saja saya tidak menemukannya, Hanya tersisa kartu AS saja yang tadi dipakai untuk main internet. Tapi apa artinya kartu kalau tidak ada Hpnya. Kartu dan HP saya pernah menghadapi cobaan yang berat , dan yang pasti mereka berdua bisa mengatasi cobaan itu. Sekarang mereka sedang mendapat cobaan lagi. Semoga mereka dapat mengatasi cobaan itu hingga nanti dapat bersatu lagi. Saya berharap dapat menemukan HP saya lagi.

Saat ini, saya saya sama sekali tidak berminat untuk mengerjakan tugas yang sudah menumpuk. Kehilangan HP membuat s saya kehilangan mood untuk mengerjakan PR, saya mendingan tidur ... daah, see you...

Friday, 15 November 2013

Rabu, Kamis, dan Jumat Suram


Rabu, 13 November 2013

Jam pelajaran pertama adalah Kimia, hari itu ibu Femmy masuk kelas sambil membawa nilai ulangan. Semua sudah tegang menanti hasil ulangan kimia berhubung sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh anak-anak XII IPA 2, jika ada yang mendapat nilai 25 kebawah maka harus piket selama 1 minggu. Ketika dibagikan hasil, banyak sekali dari kami yang mendapat nilai 25 kebawah(Sekitar 20-an anak). Seperti biasa, Alvin dan Chez masih memimpin nilai ulangan kimia dengan skor 83, diikuti Bram dengan nilai 65. Keren ya? Iyaaa, emang keren. Ada beberapa dari kami yang memang tidak piket, tapi nilainya suram-suram semua. Kalau menurut saya, sepertinya kami bisa mendapat nilai ulangan lebih baik dari ini, hanya saja ulangan yang akan diadakan sebelum liburan dibatalkan karena ibu sepertinya sedang sibuk mengurus anak-anak Smagust Choir yang akan mengikuti lomba di Manado.Ibu lebih memilih mengadakan ulangan setelah liburan. Jadi... materi yang sudah ada di otak, lenyap tak berbekas setelah liburan selesai. Apalagi kami sudah pasti tidak belajar ketika liburan, Ya jelaslah kalau sebagian besar dari kami suram. Meskipun tidak piket, saya tidak tuntas kimia. Pada malam sebelum ulangan kimia, saya niatnya mau belajar, tapi semua batal karena ketiduran bodok. saya berbaring-baring sebentar dan akhirnya ketika membuka mata, sudah pagi.

Jam pelajaran kedua adalah Sejarah. Lagi-lagi suram, saya dan Wisnu tidak membuat tugas. Ketika ibu menyuruh kami mengumpulkan tugas, Cuma saya dan Wisnu yang tidak bergerak dari tempat duduk. Kami berdua hanya bisa saling pandang, kemudian saling senyum, kemudian dengan kompak bilang “Suram io”. Tapi kami berdua tidak mau menyerah, kami akan menyalin PR dan akan mengumpulkannya segera setelah kelompok kami selesai presentasi sejarah. Tapi ketika maju di depan, ternyata materi yang sudah disusun oleh Alicia dan Alvin salah alamat. Kelompok kami ternyata salah membahas materi yang akan dipresentasikan. Melihat kejadian ini, saya dan Wisnu kembali saling pandang, kemudian saling senyum, dan dengan kompak tidak bilang apa-apa. Ini adalah kesempatan bagus, ketika kelompok lain maju presentasi, saya dan Wisnu segera dengan kecepatan cahaya menyalin tugas sejarah, tapi hingga jam selesai, kami juga belum selesai. Akhirnya kami memutuskan untuk mengumpulkannya di jam istirahat kedua, setelah jam TIK selesai. Setelah jam TIK selesai, saya dan Wisnu si “raja babingung” sudah ada di pintu ruang guru untuk mengumpulkan tugas. Kami sudah membuat siasat.

Siasatnya sbb :

1. Datang ke ruang guru

2. Memastikan bahwa ibu Agustin harus tidak ada di ruang guru

3. Kalau ada, Wisnu akan menjadi tumbal untuk mengalihkan perhatian ibu Agustin. Dan kalau tidak ada, segera meluncur maju menaruh tugas dan segera keluar dengan kecepatan maksimum.

Tapi ketika mau mengumpulkan tugas, tiba-tiba otak kami terbuka dan seperti turun karunia yang menghancurkan pemikiran busuk kami. Saat itu kami berpikir bahwa tidak adil dengan teman-teman lain yang sudah mngerjakan tugas dengan susah payah(walaupun sebagian besar nyontek). Jadi kami memutuskan untuk meminta izin ke ibu Agustin yang kebetulan lagi ngasih remedial untuk anak-anak IPS di ruang guru. Ketika kami meminta izin bahwa kami mau mengumpulkan tugas, eh ibu malah bilang sudah tidak bisa dan segera mencampakan kami lalu kembali mengalihkan perhatian kepada anak-anak IPS. Meskipun tidak sesakit dicampakan pacar, tapi tetap saja yang namanya dicampakan itu sakit. Ahhhhh, noge... noge, su kerja capek capek baru.

Pelajaran terakhir adalah PKN. Rasa sakit karena dicampakan sedikit terobati karena pak Yunus tidak masuk kelas, yang artinya itu adalah jam kosong, tapi beliau memberikan tugas dan harus dikumpul setelah jammnya usai. Kami, anak-anak XII IPA 2 segera memunculkan sifat kami yang sebenarnya, terjadi keributan dimana-mana, pokoknya ramai sekali seperti biasanya jika jam kosong terjadi. Tapi keributan itu sedikit berkurang karena kami memiliki sosok ketua kelas yang pengertian dan baik. Alvin sudah mengerjakan tugas yang baru diberikan pak guru. Jadi, dia menulis jawabannya di papan tulis dan segera menghapusnya dengan cepat supaya kami semua mau berusaha mencatat dan tidak terfokus dengan keributan-keributan yang tak jelas. Karena saya sudah ketinggalan jawaban, ketika Alvin akan menghapus jawabannya, saya maju ke depan kelas, mengambil spidol dan menuliskan ulang jawabannya yang belum terhapus dengan cepat. Ketika semua jawaban sudah dihapus oleh Alvin, dia dan beberapa orang yang berada di depan kelas segera kembali ke tempat masing-masing. Saya masih ada di depan kelas dan dengan goblok berteriak-teriak memberitahu yang lain bahwa saya sudah mencatat jawaban yang tadi dituliskan di papan.

Dan ketika Alvin melihat kearah papan, saya segera mengacungkan jari jempol tinggi-tinggi sambil tersenyum najis, sambil berkata kepada Alvin “ sip brooooo...” tapi setelah beberapa saat, ibu Rina yang sedang memberi ulangan di kelas sebelah, datang menuju kelas kami dan menampakkan diri di pintu kelas. Saya segera duduk manis dan pura-pura membuka buku, tetapi entah kenapa ibu Rina segera menyebut nama saya. Saya yang tidak tahu apa-apa segera melihat kearah ibu dengan wajah bingung karena memang saya tidak tahu kenapa Cuma saya yang namanya dipanggil. Ketika selesai bilang “Edoooo...” , ibu segera melanjutkan kata-katanya “su kelas 3, bukannya berubah, tapi tambah lancang” heh??? Saya saat itu benar-benar bingung, kenapa saya yang dimarah? Suasana kelas saat itu sangat sunyi seperti biasanya kalau dimarahi guru. Tapi, setelah ibu Rina kembali ke kelas sebelah, eh anak-anak XII IPA 2 malah menertawai saya... wah, biadap mereka semua. Ditambah lagi dengan Wisnu yang duduk di belakang saya yang tak berhenti tertawa dan tak ada habisnya bilang saya “lancang”. Aisssss... suram io.

Catatan : Di hari ini, kami juga menetapkan Catthy sebagai seksi kerohanian(mungkin karena kami sudah terlalu berdosa), menetapkan Chigo dan Puspa sebagai seksi ketugasan(ituloh, orang yang kerjaannya ngingatin sekelas kalau ada tugas), serta Wisnu sebagai seksi kespidolan.

Kamis, 14 November 2013

Ini terjadi pada jam pelajaran Fisika, setelah hari-hari kemarin Pak Widi menghina dan mejatuhkan harga diri Renaldi dengan sukses dan membuat Renaldi ngambek, hari kamis kemarin, pak Widi ngambek. Hehehehe... iya ini serius, guru yang berwibawa pun bisa ngambek. Ketika pak Widi menjelaskan pelajaran, ada beberapa anak yang tidak memperhatikan dan melihat ke arah teks fotokopian yang dibuat pak guru untuk kami. Pak guru merasa dicampakan dan tidak lebih penting dari teks fotokopian. Akhirnya pak guru langsung menyuruh kami mengerjakan tugas dan setelah selang beberapa menit, pak guru segera menjawab semua soal dengan cepat. Pak guru yang terlihat marah segera memberitahu bahwa pak guru sudah berusaha menjelaskan yang ada di fotokopian, karena pak guru tahu bahwa kami akan bosan jika hanya membaca sendiri. Pak guru juga memberi tahu yang sebenarnya bahwa pak guru sudah tahu bahwa kami hanya menontek ketika membuat PR. pak guru semakin ngambek dan bilang kalau memang kami sudah bisa tanpa beliau, sebentar tidak ada les sore dan pak guru mengatakan bahwa beliau tidak akan memberi PR lagi. Pertemuan berikutnya tidak ada PR, Pertemuan berikutnya tidak ada PR, dan untuk seterusnya tidak akan pernah ada PR. Kami tak tahu entah harus merasa senang atau sedih. Ketika bel tanda pelajaran Fisika usai, pak guru bilang “sekali lagi, tidak ada PR, selamat siang.”

Jumat, 15 November

Setelah tiga hari berturut-turut dibilang lancang sama Wisnu, akhirnya Wisnu kena batunya. Pada saat les biologi, Wisnu yang tidak memperhatikan ibu Talakua akhirnya disuruh maju kedepan kelas dan mengerjakan soal tentang “Pola Hereditas”. Tapi karena tidak mengikuti dengan baik, dia menjadi bingung sendiri. Karena bingung, ia bertanya kepada ibu Talakua tapi balasan dari ibu sungguh diluar dugaan dan membuat Wisnu gugup seketika. Ibu bilang gini nih “makanya jang lancang, tra bisa baru tra perhatikan”. Bwuahahahaha... saat mendengar kata-kata itu, saya langsung tertawa. Akhirnya Wisnu kena balasan karena sering mengatai saya “lancang”. Hahahaha. Saya rasa, dia tidak akan pernah mengatai saya lancang lagi karena dia juga lancang. Catatan : Percayalah, Karma itu ada.

Setelah tidak tuntas kimia, lagi-lagi saya tidak tuntas matematika. haihhhh, suram io. Bagaimana tidak suram, buku matematika saya dari halaman 66, langsung lompat ke halaman 115, dan itu artinya saya tidak bisa belajar di rumah. Saya juga tidak punya catatan. Setelah melakukan usaha dengan memfotokopi bagian buku yang hilang, eh sama aja... hasil ulangannya tetap suram. Ditambah lagi besok akan ada remedial, tapi kertas fotokopian yang saya punya sudah tidak tahu ada dimana. Kenapa ya akhir-akhir ini suram terus. Bulan November ini kenapa banyak terjadi kesuraman yaaa.... Kenapa ya semua ulangan tidak tuntas?, apa karena masalah hati yang juga belum tuntas? Iya emang nggak nyambung.

Hahahahaha... XD

Monday, 11 November 2013

Yang Keenam Dan Lainnya


Hari ini ada pelantikkan pengurus OSIS baru. Itu artinya OSIS lama sudah bebas dari belenggu kehidupan OSIS. Meskipun saya anggota OSIS lama tapi pada kesempatan kali ini, saya tidak ingin membahas OSIS. Saya sudah cukup senang menjadi anggota OSIS (anggota sek.bid 4) dan itu adalah pengalaman berharga yang pernah saya dapat di sekolah ini. Oke cukup.

Entah kenapa akhir-akhir ini, kelas XII IPA 1 dan 2 sering terlambat dibuka. Alhasil kami baru bisa masuk setelah apel pagi atau selesai upacara. Dan di pagi tadi, seusai upacara, pintu kelas belum juga terbuka. Saat itu saya kira akan asik karena sudah pasti kami tidak belajar, tapi tidak, selang beberapa menit pintu sudah dibuka :( Dan selang beberapa menit kemudian ibu Talakua sudah masuk kelas. Hadoohhh, ternyata belajar. Apalagi karena tadi ada pelantikkan OSIS, jadi pulang sekolah diundurkan dari pukul 13.15 menjadi 14.00 WIT.ini akan jadi hari yang panjang.

Pelajaran kedua adalah Bahasa Indonesia. Ibu Wit tadi keluar kelas lagi. Ini sudah yang kedua kalinya. Yang pertama, ibu keluar kelas karena kami tidak mengerjakan tugas dari beliau, tadi siang juga gitu, kami lagi-lagi tidak membuat tugas. Jadi, di posisi teratas dalam urusan keluar kelas ada Ibu Wit yang masih bersaing ketat dengan Ibu Femmy, diikuti dengan Ibu Rini dan Ibu Agustin. Nah, tadi ibu Wit memberikan tugas tentang menarik kesimpulan. Jujur, saya sama sekali tidak ingat kalau ada tugas itu. Mungkin karena terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru-guru. Apalagi ada guru yang ngasih tugasnya bertubi-tubi, satu belum selesai, sudah ada lagi tugas-tugas lainnya, udah gitu tidak diperiksa lagi.

Oke, kembali lagi ke ibu Wit. Tadi siang, saat ibu masuk kelas, ibu sudah marah karena tugasnya yang gurindam dan kritik lagu belum ditempel di dinding. Ibu bilang kelas kami lelet. Ditambah lagi dengan kami yang tidak mengerjakan tugasnya. Woaaaaahhhh, itu, beliau jadi tambah marah. Yasudah beliau keluar kelas. Jam yang tersisa kami pakai untuk belajar matematika karena akan ulangan. Baru juga mau buka buku, ehhh... Bu Rina sudah muncul -_-"

Saat ulangan, eh ibu Rina bilang kalau yang punya buku catatan boleh dibuka. Lha? Karena saya pergi ke sekolah terburu-buru, saya tadi tidak membawa buku catatan matematika. Tapi meskipun saya bawa juga tidak akan membantu. Saya tidak mencatat pelajaran yang di papan pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua, saya dikeluarkan dari kelas karena bercerita. Ditambah lagi Wisnu yang duduk di belakang saya tidak tahu rumus no.3 Jadi ya ulangan tadi dijalani saja dengan apa adanya.

Hari ini juga Juan ulang tahun. Belum kenal juan? Juan itu adalah artis twitter yang followersx 21.000 lebih. Ga percaya? Lihat @juanterlien . Dia mengajak kami ke acara ultahnya jam 7 malam. Sebelum Juan pulang. Seperti biasa, dia disiram dulu dan akhirnya pulang dengan basah kuyup. Saya rencananya mau datang di acara ultahnya. Sesampainya di rumah, saya mendapat sms dari Chigo kalau pukul 5 ada belajar bersam (kerja tugas akuntansi). Saya sudah pasti mau ke Pue untuk membuat tugas akuntansi karena saya sama sekali tidak mengerti pelajaran itu. setelah dari Pue, rencananya dilanjutkan dengan jam 7 ke rumah Juan untuk merayakan ultahnya.

Seperti biasa, sambil nunggu pukul 5 (saat itu masih pukul 3) saya tidur-tiduran di lantai. Ehhhh... Seperti biasanya juga, dengan biadab saya ketiduran. Saya bangun sudah pukul 7 malam dan itu artinya saya tidak jadi ke rumah Pue dan saya belum kerja tugas akuntansi. Yaudahhhh, Gapapa. Saya ke ultahnya juan saja, tapi tiba-tiba saja saat mau bersiap-siap eh malah hujan. Akhirnya nunggu sampai hujan reda, kira-kira 20 menit kemudian baru hujannya reda. Okeeee, pas sudah mau siap-siap lagi, waktu saya minta izin mau pergi di ortu, malah tidak diizinkan. Alasannya karena terlalu jauh, nanti akan pulang malam, dan di depan banyak orang mabok. Haehhhh, akhirnya karena tidak mau kualat, saya tidak jadi pergi.

Yasudah karena tidak pergi, saya mau mengerjakan tugas akuntansi dan kimia saja. Tapi buku akuntansi saya hilang dan saya baru ingat kalau saya belum catat soal akuntansi. Kalaupun ada, saya juga tidak bisa kerja karena tidak ngerti. Niatnya karena tidak bisa mengerjakan akuntansi, saya mau mengerjakan fisika. Tapi setelah dipikir-pikir, mending besok sajalah dikerjakan di sekolah. Mudah-mudahan besok tidak ada kesuraman-kesuraman lain.

Sampai disini dulu ya, saya sudah ngantuk, daaah...

Saturday, 2 November 2013

Yang Ini Tidak Suram


Hari ini setelah pulang sekolah, saya les di sekolah seperti biasa. Akhirnya setelah kurang lebih 2 jam belajar dan bicara omong kosong, les pun selesai dan saya sudah siap untuk pulang lalu tidur karena sudah mengantuk. Oh yaaa tadi sebelum mulai les, saya dan beberapa teman(Bram, Juan, Wisnu, dan Justi) makan dulu. Tadinya mau makan di rumah makan dekat sekolah tapi rumah makan disitu belum memasak nasi dan ikan(kalo digabung = Nasi Ikan : Rp.13.000) yang menjadi menu favorit kami karena pas untuk kantong pelajar seperti kami. Hmmmppp... kok bisa yah rumah makan belum masak nasi. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu sebentar karena nasinya sementara dalam proses pemasakan. Setelah menunggu sekitar 2 menit, datanglah Stenly menghampiri saya, Bram, Juan, Wisnu, dan Justi sambil berkata “ weee, kam masih mau tunggu kah? Ikan belum di masak”

Watdafak? nasi belum dimasak, ikan juga belum. Saat itu juga tanpa dikomando, kami ber-5 yang sekarang menjadi ber-6 segera keluar dari rumah makan itu dan mencari rumah makan lain. Saya bisa melihat wajah kekecewaan dari mbak-mbak yang bekerja disitu tapi apa boleh buat, kelaparan yang menerkam jiwa mampu mengalahkan segalanya. Rumah makan dekat sekolah yang saya tidak ingin sebut namanya, daaaaaahhhhhh!!!

Akhirnya kami ber-6 melanjutkan perjalanan menuju rumah makan yang lumayan jauh dari sekolah. Waktu saat itu menunjukkan pukul 13.25 dan artinya masih ada 35 menit lagi waktu yang tersisa untuk makan. Sesampainya di rumah makan yang lain, kira-kira masih ada 30 menit waktu yang tersisa sebelum les dimulai. Dan kami mulai makan pukul 13.35. karena makannya sambil ngegosip, jadi kami selesai kira-kira pukul 14.00. Perjalanan yang awalnya bisa ditempuh dengan waktu 5 menit, kini terasa berat. Kami ber-6 kekenyangan. Saking kekenyangannya, kami berjalan seperti membongkok. Stenly membongkok, saya mebongkok, Bram membongkok, Juan membongkok, dan Justi juga membongkok. Wisnu? Wisnu merayap. Hehehe, gak gak, Wisnu yang paling kekenyangan diantara kami ber-6 sampai-sampai dia tertinggal jauh karena jalannya sangat pelan, tapi tidak sampai merayap kok.

Di tengah perjalanan ya emang dasar kami ber-6 ini laki-laki, jadi jiwa kelelakian kami selalu muncul ketika bertemu dengan cewek, apalagi yang cantik. Di perempatan lampu merah dekat sekolah kami, ada dua cewek yang sepertinya sedang menunggu angkot, yang satunya biasa tapi yang satunya ini gak biasa... cantik? Ya lumayanlah. Entah kenapa kami ber-6 yang saat itu sedang berjalan sambil membongkok tiba-tiba berjalan tegak dan bersama-sama menyeberang jalan seperti preman-preman ibu kota. Stenly langsung segera berjalan tegak, saya, Juan, Bram, Justi, bahkan Wisnu yang sedikit lagi mau merayap tapi gak jadi, juga berjalan tegak. Keren kan? Semua itu terjadi begitu saja tanpa dibuat-buat. Setelah kami sampai di seberang jalan baru kami sadar kalau kami tadi berjalan dengan tegak. Entah Cuma badan kami yang tegak atau ada bagian lain juga yang tegak dari kami ber-6, saya tidak tahu. Begitu sampai di sekolah kira-kira pukul 14.10, kami segera masuk ke kelas dan di dalam kelas sudah ada ibu Rina yang artinya kami ber-6 terlambat.

Setelah pulang les, eh taunya OSIS belum boleh pulang, masih ada latihan untuk upacara tanggal 11 nanti yaitu pelantikkan anggota OSIS baru. Ini adalah upacara yang menakutkan menurut saya, saya sepertinya trauma. Dulu, saat masih kelas 2 dan dilantik menjadi anggota OSIS, ketika nama saya disebut dan saya menjawab “siap”, eh ada beberapa murid yang ketawa... terus pas saya hadap serong kanan dan jalan menuju ke tengah lapangan, eh malah jadi tambah banyak orang yang ketawa, begitu juga saat kembali ke tempat semula. mmmmppp, disaat itu pengen rasanya saya berjalan ke tengah lapangan lalu berjalan terus, lalu belok kanan ke arah pagar dan pulang. Pas latihan saja, kakak-kakak panitia LTC dulu juga ketawa pas saya jalan memasuki lapangan. Dan akhirnya upacara itu termasuk dalam satu dari seribu dua ratus lima upacara yang sama sekali tidak berkesan buat saya. Jujur, saya tidak terlalu pandai yang namanya baris berbaris. Dan tanggal 11 nanti semoga tidak sesuram pelantikkan tahun lalu.

Akhirnya setelah selesai latihan, saya pulang dan bersiap mau tidur, tapi Karena terus memikirkan tentang upacara tanggal 11, jadinya tidak bisa tidur. Nah terus ada banyak buku yang berserakan di lantai, salah satunya ada buku cetak matematika, yaudah, pas saya ambil... eh tiba-tiba keajaiban pun datang, kartu AS saya yang hilang 2 minggu yang lalu dengan indahnya jatuh dari buku cetak matematika itu. Rupanya kartu itu terselip di buku cetak matematika. Tidak penting kenapa sampai bisa terselip di dalam buku cetak matematika, yang penting kartu itu sudah kembali. Yang pernah baca postingan saya yang sebelumnya tentang liburan pasti tahu. Hahahhahahahhaa...kartu sudah kembali, Saya bisa internetan lagi, download-download film lagi, smsan dan telponan lagi(sama TELKOMSEL), dan bisa lain-lainnya. meskipun saya sama sekali tidak pernah ikut ibadah rosario di bulan oktober, tapi Tuhan tetap baik masih mau mempertemukan saya dengan kartu AS saya kembali. memang benar, Tuhan itu maha baik, selalu mendengengarkan doa setiap hambanya meskipun sangat-sangat berdosa sekalipun.

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.(Matius 7:7-8)